ALKOHOL

DISUSUN
OLEH :
Nama
|
NIM
|
Arifuddin
|
1300029211
|
Alovita Adhis
Safitri
|
1300029214
|
Baiq Ana
Nurfitriana
|
1300029213
|
Syawal
Abdullah Fatahillah
|
1300029216
|
Raditya
Mahestica Hayu Kinasih
|
1300029215
|
Fitriah
Rahmatullah
|
1300029212
|
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami ucapkan atas
kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya Kami masih diberi
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa Kami ucapkan kepada
Dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini, akan membahas
beberapa hal tentanga Alkohol. Dengan membaca makalah ini semoga teman-teman
dapat lebih memahami senyawa apa alcohol itu beserta klasifikasinya dalam
kehidupan.
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Pada kesempatan ini pula, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya teman-teman memberikan
saran-sarannya yang sangat berharga. Akhir kata, semoga segala upaya yang kita
lakukan dapat memajukan pendidikan di negara kita. Khususnya kampus kita
Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Yogyakarta,
4 Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ……………………………………………………………………. I
Daftar
Isi ………………………………………………………………………….. II
BAB
I
Pendahuluan ……………………………………………………………….. 1
A. Latar
Belakang …………………………………………………………. 1
B. Rumusan
Masalah ……………………………………………………… 1
C. Tujuan
…………………………………………………………………… 1
BAB
II
Pembahasan ……………………………………………………………….. 2
A. Dasar
Teori………….…………………………………………………… 2
B. Reaksi
Alkohol dan fenol ………………………………………………… 3
C. Perbedaan
Alkohol dan Fenol……………………………………………... 4
D. Sifat Keasaman Pada Alkohol Dan Fenol
………………………………………. 4
E. Reaksi Fenol Dan Alkohol Dengan Asam Karboksilat
…………………… 6
F. Oksidasi
Pada Alkohol ……………………………………………………. 8
BAB III
B. Saran ………………………………………………………………………... 9

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua yang kita gunakan atau
kenakandalam menjalankan aktifitas adalah hasil olahan dari senyawa
hidrokarbon. Seperti pakaian, alat masak, alat tulis tempat pensil, dan
sebagainya.
Dalam bidang kimia,
hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari senyawa karbon yang
hanya tersusun dari atom hidrogen (H) dan atom karbon (C). Seluruh hidrokarbon
memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai
tersebut. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya
minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan lain-lain.
Sampai saat ini terdapat lebih kurang dua juta senyawa
hidrokarbon.sifat senyawa-senyawa hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan
jenis ikatan koevalen antar atom karbon.oleh karena itu,untuk memudahkan
mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli melakukan
pergolongan hidrokarbon berdasarkan strukturnya,dan jenis ikatan koevalen antar
atom karbon dalam molekulnya.
Sejalan dengan dengan kemajuan
industri dan tegnologi, kebutuhan manusia akan sarana yang memadai makin bertambah. Salah satu
sarana itu ialah bahan kimia,baik berupa unsur, senyawa
ataupum campuran. Kita telah mengetahui bahwa terdapat 92
jenis unsur di alam. Kebayakan dari unsur tersebut terdapat sebagai persenyawaan. Hanya unsur-unsur yang kurang reaktif saja yang belum
ditemukan dalam keadaan bebas. Tetapi, berkat kemajuan
Iptek kita telah dapat membebaskan unsur-unsur dari
persenyawaan.
Begitu banyak manfaat yang diberikan oleh produk - produk dari
hidrokarbon, namun masih ada beberapa orang yang belum mengetahui
produk – produk yang dihasilkan dari hidrokarbon. Untuk itu dalam makalah ini
saya akan membahas mengenai produk – produk yang dihasilkan oleh hidrokarbon.
B. RUMUSAN MASALAH
- Apakah senyawa hidrokarbon ?
- Apakah manfaat senyawa hidrokarbon
- Apa itu alkana, alkena, dan alkuna?
BAB II
PEMBAHASAN
HIDROKARBON
A.
Definisi Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang
terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). (model atom karbon dan hidrogen ditampilkan)
Salah satu contoh senyawa hidrokarbon yang sederhana adalah metana,
dengan rumus struktur CH4. (model
struktur senyawa metana)
Dalam kimia karbon adalah penting bagi kita untuk dapat menuliskan rumus
molekul dan rumus struktur. Rumus molekul menyatakan jumlah atom
setiap unsur yang ada dalam suatu molekul. Sedangkan rumus struktur
menggambarkan bagaimana atom-atom itu terikat satu sama lain. (tampilkan sebagai contoh rumus molekul CH4
dan rumus struktur CH4).
Adanya unsur karbon dan hidrogen dalam
senyawa hidrokarbon dapat diidentifikasi melalui percobaan sederhana.
Percobaan sederhana ini dapat dilakukan di laboratorium sekolah maupun di
rumah Anda. Salah satu metodenya adalah dengan menggunakan lilin (C20H42) yang direaksikan dengan oksigen dari udara
(dibakar), hasil pembakaran lilin dilewatkan ke dalam larutan Ca(OH)2 1%,
seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Identifikasi karbon dan
hidrogen menggunakan metode pembakaran lilin.
|
Bagaimana mengidentifikasi adanya unsur
karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon atau senyawa organik? Untuk
dapat menjawab ini, Anda harus memahami dulu reaksi yang terjadi.
Ketika lilin terbakar terjadi reaksi antara
lilin dan oksigen dari udara. Jika pembakarannya sempurna, terjadi reaksi:
2C20H42(s) + 61O2(g) → 40CO2(g)
+ 42H2O(g)
Gas CO2 dan uap air hasil pembakaran akan mengalir
melalui saluran menuju larutan Ca(OH)2 . Pada saat menuju larutan Ca(OH)2 , terjadi pendinginan oleh udara
sehingga uap air hasil reaksi akan mencair. Hal ini dibuktikan dengan
adanya tetesan-tetesan air yang menempel pada saluran. Oleh karena titik
embun gas CO2 sangat
rendah maka akan tetap sebagai gas dan bereaksi dengan larutan Ca(OH)2 . Bukti adanya CO2 ditunjukkan oleh larutan menjadi
keruh atau terbentuk endapan putih dari CaCO3 (perhatikan Gambar 1). Persamaan reaksinya:
CO2(g) + Ca(OH)2(aq) → CaCO3(s) + H2O(l)
B. Penggolongan Hidrokarbon
Hidrokarbon terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu hidrokarbon
alifatik dan hidrokarbon aromatik. Yang termasuk hidrokarbon alifatik adalah hidrokarbon yang
memiliki rantai lurus, rantai bercabang atau rantai melingkar. Sedangkan untuk
hidrokarbon aromatik, rantainya mengandung cincin atom karbon yang sangat
stabil. (model hidrokarbon alifatik dan
aromatik)
C. Rumus Molekul
- Alkana
Hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan suatu deret
senyawa yang memenuhi rumus umum CnH2n+2 dan dinamakan
alkana atau parafin. Suku pertama sampai dengan 10 senyawa alkana dapat
diperoleh dengan mensubstitusikan harga n (n menyatakan jumlah atom karbon yang terdapat
pada senyawa hidrokarbon) dan ditampilkan dalam tabel berikut.
Tabel
Suku pertama sampai dengan 10 senyawa
alkana
Suku ke
|
Bn
|
Rumus Molekul
|
Nama
|
1
|
11
|
CH4
|
metana
|
2
|
22
|
C2H6
|
Etana
|
3
|
33
|
C3H8
|
Propane
|
4
|
44
|
C4H10
|
Butane
|
5
|
55
|
C5H12
|
Pentane
|
6
|
66
|
C6H14
|
Heksana
|
7
|
77
|
C7H16
|
Heptane
|
8
|
88
|
C8H18
|
Oktana
|
9
|
99
|
C9H20
|
Nonana
|
10
|
010
|
C10H22
|
Dekana
|
Pemberian nama alkana dilakukan dengan
mengganti awalan alk- dengan suku kata lain berdasarkan pada harga n. Untuk n =
1 sampai n = 4, awalan alk- berturut-turut diganti dengan met-, et-, prop- dan
but-. Sedangkan untuk jumlah atom karbon lima sampai dengan sepuluh, digunakan
awalan angka latin; pent- untuk 5, heks- untuk 6, hept-
untuk 7, okt- untuk 8, non- untuk 9, dan dek- untuk 10.
a. Oksidasi
Alkana sukar dioksidasi oleh
oksidator lemah atau agak kuat seperti KMNO4, tetapi mudah
dioksidasi oleh oksigen dari udara bila dibakar. Oksidasi yang cepat dengan
oksingen yang akan mengeluarkan panas dan cahaya disebut pembakaran atau
combustion
Hasil oksidasi sempurna dari
alkana adalah gas karbon dioksida dan sejumlah air. Sebelum terbentuknya produk
akhir oksidasi berupa CO2 dan H2 O, terlebih
dahulu terbentuk alkohol, aldehid dan karboksilat.
Alkana terbakar dalam keadaan
oksigen berlebihan dan reaksi ini menghasilkan sejumlah kalor (eksoterm)
CH4 + 2O2 →
CO2 + 2H2 + 212,8 kkal/mol
C4H10 +
2O2 → CO2 + H2O + 688,0 kkal/mol
Reaksi pembakaran ini merupakan
dasar penggunaan hidrokarbon sebagai penghasil kalor (gas alam dan minyak
pemanas) dan tenaga (bensin), jika oksigen tidak mencukupi untuk berlangsungnya
reaksi yang sempurna, maka pembakaran tidak sempurna terjadi. Dalam hal ini,
karbon pada hidrokarbon teroksidasi hanya sampai pada tingkat karbon monoksida
atau bahkan hanya sampai karbon saja.
2CH4 + 3O2 →
2CO + 4H2O
CH4 + O2 →
C + 2H2O
Penumpukan karbon monoksida
pada knalpot dan karbon pada piston mesin kendaraan bermotor adalah contoh
dampak dari pembakaran yang tidak sempurna. Reaksi pembakaran tak sempurna
kadang-kadang dilakukan, misalnya dalam pembuatan carbon black, misalnya jelaga
untuk pewarna pada tinta.
b. Halogenasi
Alkana
dapat bereaksi dengan halogen (F2, Cl2, Br2, I2 ) menghasilkan alkil
halida.
Reaksi dari alkana dengan
unsur-unsur halogen disebut reaksi halogenasi.
Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen dari
alkana akan disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa disebut
reaksi substitusi.
Halogenasi biasanya menggunakan
klor dan brom sehingga disebut juga klorinasi dan brominasi.
Halongen lain, fluor bereaksi secara eksplosif dengan senyawa organik sedangkan
iodium tak cukup reaktif untuk dapat bereaksi dengan alkana.
Laju pergantian atom H sebagai
berikut H3 > H2 > H1.
Kereaktifan halogen dalam mensubtitusi H yakni fluorin > klorin > brom
> iodin.
Reaksi antara alkana dengan
fluorin menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan ruang
gelap.
Jika campuran alkana dan gas
klor disimpan pada suhu rendah dalam keadaan gelap, reaksi tidak berlangsung.
Jika campuran tersebut dalam kondisi suhu tinggi atau di bawah sinar UV, maka
akan terjadi reaksi yang eksoterm. Reaksi kimia dengan bantuan cahaya disebut
reaksi fitokimia.
Dalam reaksi klorinasi, satu
atau lebih bahkan semua atom hidrogen diganti oleh atom halogen. Contoh reaksi
halogen dan klorinasi secara umum digambarkan sebagai berikut:
Untuk menjelaskan keadaan ini,
kita harus membicarakan mekanisme reaksinya. Gambaran yang rinci bagaimana
ikatan dipecah dan dibuat menjadi reaktan dan berubah menjadi hasil reaksi.
Langkah
pertama dalam halogenasi adalah
terbelahnya molekul halogen menjadi dua partikel netral yang dinamakan radikal bebas atau radikal. Suatu radikal adalah
sebuah atom atau kumpulan atom yang mengandung satu atau lebih elektron yang
tidak mempunyai pasangan. Radikal klor adalah atom yang klor yang netral,
berarti atom klor yang tidak mempunyai muatan positif atau negatif.
Pembelahan dari molekul Cl2 atau
Br2 menjadi radikal memerlukan energi sebesar 58 Kcal/mol untuk
Cl2 dan 46 kcal/mol untuk Br2. Energi yang didapat
dari cahaya atau panas ini, diserap oleh halongen dan akan merupakan reaksi
permulaan yang disebut langkah permulaan.
Tahap
kedua langkah penggadaan dimana
radikal klor bertumbukan dengan molekul metan, radikal ini akan memindahkan
atom atom hidrongen (H ) kemudian menghasilkan H-Cl dan sebuah radikal baru,
radikal metil ( CH3).
Langkah I dari siklus
penggadaan
Radikal bebas metil sebaliknya
dapat bertumbukan dengan molekul (Cl2) untuk membedakan atom khlor
dalam langkah penggandaan lainnya.
Langkah 2 dari siklus
penggadaan
Langka
ketiga Reaksi Penggabungan Akhir.
Reaksi rantai radikal bebas berjalan terus sampai semua reaktan terpakai atau
sampai radikalnya dimusnahkan. Reaksi dimana radikal dimusnahkan disebut
langkah akhir. Langkah akhir akan memutuskan rantai dengan jalan mengambil
sebuah radikal setelah rantai putus. Siklus penggandaan akan berhenti dan tak
berbentuk lagi reaksi.
Suatu cara untuk memusnahkan
radikal adalah dengan menggabungkan dua buah radikal untuk membentuk non
radikal yang stabil dengan reaksi yang disebut reaksi penggabungan
(coupling reaction). Reaksi penggabungan dapat terjadi bila dua
buah radikal bertumbukan
Radikal lainnya juga dapat
bergabung untuk mengakhiri rangkaian reaksi tersebut. Misalnya CH3dapat
bergabung dengan Cl menghasilkan CH3Cl
Suatu masalah dengan radikal
bebas adalah terbentuknya hasil campuran. Contohnya ketika reaksi khlorinasi
metana berlangsung, konsentrasi dari metana akan berkurang sedangkan klorometan
bertambah. Sehingga ada kemungkinan besar bahwa radikal klor akan bertumbukkan
dengan molekul klormetan, bukannya dengan molekul metan.
Jika halogen berlebihan, reaksi
berlanjut dan memberikan hasil-hasil yang mengandung banyak halogen berupa
diklorometana, trikloroetana dan tetraklorometana
Keadaan reaksi dan perbandingan
antara klor dan metana dapat diatur untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Pada alkana rantai panjang,
hasil reaksinya menjadi semakin rumit karena campuran dari hasil reaksi berupa
isomer-isomer semakin banyak. Misalnya pada klorinasi propana
Bila alkana lebih tinggi
dihalogenasi, campuran hasil reaksi menjadi rumit, pemurnian atau pemisahan
dari isomer-isomer sulit dilakukan. Dengan demikian halogenasi tidak bermanfaat
lagi dalam sintesis alkil halida. Akan tetapi pada sikloalkana tak bersubtitusi
dimana semua atom hidrogennya setara, hasil murni dapat diperoleh. Karena
sifatnya yang berulang terus reaksi semacam ini disebut reaksi rantai radikal
bebas.
c.Sulfonasi Alkana
Sulfonasi merupakan reaksi
antara suatu senyawa dengan asam sulfat. Reaksi antara alkana dengan asam
sulfat berasap (oleum) menghasilkan asam alkana sulfonat. dalam reaksi terjadi
pergantian satu atom H oleh gugus –SO3H. Laju reaksi sulfonasi H3 >
H2 > H1.
Contoh
d. Nitrasi
Reaksi nitrasi analog dengan
sulfonasi, berjalan dengan mudah jika terdapat karbon tertier, jika alkananya
rantai lurus reaksinya sangat lambat.
5. Pirolisis (Cracking)
Proses pirolisis atau cracking
adalah proses pemecahan alkana dengan jalan pemanasan pada temperatur tinggi,
sekitar 10000 C tanpa oksigen, akan dihasilkan alkana dengan
rantai karbon lebih pendek
Proses pirolisis dari metana
secara industri dipergunakan dalam pembuatan karbon-black. Proses pirolisa juga
dipergunakan untuk memperbaiki struktur bahan bakar minyak, yaitu, berfungsi
untuk menaikkan bilangan oktannya dan mendapatkan senyawa alkena yang
dipergunakan sebagai pembuatan plastik. Cracking biasanya dilakukan pada
tekanan tinggi dengan penambahan suatu katalis (tanah liat aluminium silikat).
2.
Alkena
Tergolong
hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap dua antara dua atom
C yang berurutan, Alkena mempunyai 2 atom H lebih sedikit dari alkana. Oleh karena
itu rumus umumnya menjadi CnH2n+2-2H = CnH2n.
Tabel Lima suku pertama alkena
Suku ke
|
n
|
Rumus Molekul
|
Nama
|
1
|
2
|
CH2 = CH2
|
Etena
|
2
|
3
|
CH2 = CH - CH3
|
Propena
|
3
|
4
|
CH2 = CH - CH2 - CH3
|
1-Butena
|
4
|
5
|
CH2 = CH - CH2 - CH2 - CH3
|
1-Pentena
|
5
|
6
|
CH2 =
CH - CH2 - CH2 -CH2 - CH3
|
1-Heksena
|
(tampilkan
deret senyawa alkena seperti pada table di atas)
3.
Alkuna
Alkuna
merupakan deret senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang dalam tiap molekulnya
mengandung satu ikatan rangkap 3 diantara dua atom C yang berurutan. Untuk
membentuk ikatan rangkap 3 atau 3 ikatan kovalen diperlukan 6 elektron,
sehingga tinggal satu elektron pada tiap-tiap atom C tersisa untuk mengikat
atom H. Jumlah atom H yang dapat diikat berkurang dua, sehingga rumus umumnya
menjadi
CnH2n+2
- 4H = CnH2n-2
(tampilkan
deret senyawa alkuna)
Ciri-ciri alkuna
·
Hidrokarbon tak jenuh
mempunyai ikatan rangkap tiga
·
Sifat-sifatnya
menyerupai alkena, tetapi lebih reaktif
·
Pembuatan : CaC2 + H2O
→ C2H2 + Ca(OH)2
·
Sifat-sifat :
-
Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak
-
Suatu gas, tak berwarna, baunya khas
·
Penggunaan etuna :
-
Pada pengelasan : dibakar dengan O2 memberi suhu yang tinggi (± 3000oC),
dipakai untuk mengelas besi dan baja
-
Untuk penerangan
-
Untuk sintesis senyawa lain
Sifat Fisika Alkuna
Sifat fisis alkuna, yakni titik
didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin tinggi suhu alkena, titik didih
semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suhu pertama berwujud gas, suhu berikutnya
berwujud cair sedangkan pada suhu yang tinggi berwujud padat.
Sifat Kimia Alkuna
Adanya ikatan rangkap
tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi, polimerisasi,
substitusi dan pembakaran
1.
reaksi adisi pada
alkuna
* Reaksi alkuna dengan
halogen (halogenisasi)
* Reaksi alkuna dengan
hidrogen halida
* Reaksi alkuna dengan
hidrogen
2. Polimerisasi alkuna
3. Substitusi alkuna Substitusi
(pengantian) pada alkuna dilakukan dengan menggantikan satu atom H yang terikat
pada C=C di ujung rantai dengan atom lain.
4. Pembakaran alkuna Pembakaran
alkuna (reaksi alkuna dengan oksigen) akan menghasilkan CO2 dan H2O.
2CH=CH + 5 O2 à 4CO2 + 2H2O
D. Tatanama
Tata
cara pemberian nama senyawa hidrokarbon berdasarkan standar yang diterbitkan
IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) dijelaskan sebagai
berikut.
- Rantai karbon berurutan yang terpanjang dalam suatu molekul ditentukan sebagai rantai induk (rantai terpanjang tidak selalu berbentuk lurus, kadang bercabang). Carilah namanya pada tabel suku pertama sampai dengan 10 senyawa alkana dan letakkan di bagian belakang.
- Hidrokarbon bercabang diberi nama sebagai turunan rantai lurus di mana satu atau beberapa atom hidrogen diganti dengan pecahan alkana. Pecahan alkana ini disebut gugus alkil, biasa diberi tanda -R (dari kata radikal), dan mempunyai rumus umum -CnH2n+1
Dengan
mengganti n dengan angka-angka diperoleh suku-sukunya seperti terlihat pada
tabel berikut. Letakkan nama gugus cabang ini di depan nama rantai induk.
Tabel Beberapa gugus alkil
n
|
-CnH2n+1
|
Rumus struktur terinci
|
Rumus struktur sederhana
|
Nama
|
1
|
-CH3
|
H
![]() ![]() - C - H ![]() ![]() |
-CH3
|
metil
|
2
|
-C2H5
|
H
![]() ![]() ![]() - C - C - H ![]() H H |
-CH2-CH3
|
etil
|
3
|
-C3H7
|
H H H
![]() ![]() - C - C - C- H ![]() ![]() ![]() H H H |
-CH2-CH2-CH3
|
propil
|
4
|
-C4H9
|
H H H H
![]() ![]() ![]() ![]() - C - C - C - C - H ![]() ![]() ![]() H H H H ![]() |
-CH2-CH2-CH2-CH3
|
butil
|
- Untuk menentukan cabang pada rantai induk, rantai induk itu diberi nomor dari kiri atau dari kanan sehingga cabang pertama mempunyai nomor terkecil.
contoh :
H H H
H
H
| | |
|
|
H - C5 - C4 - C3 - C2 - C1 - H
|
|
| | |
H H H
H H






H - C5 - C4 - C3 - C2 - C1 - H




a.
Menurut aturan nomor satu,
rantai C terpanjang 5, jadi menurut tabel ini, namanya pentana dan kita
letakkan di bagian belakang.
b.
Cabangnya adalah metil
c.
Letak cabang itu pada atom C
nomor dua dari kanan (karena kalau dari kiri menjadi
nomor 4).
4.
Kadang-kadang terdapat lebih
dari satu cabang. Jika cabang-cabang itu sama, namanya tidak perlu disebut dua
kali. Cukup diberi awalan di- , kalau 3 cabang sama awalannya tri- , tetra
untuk 4 cabang yang sama dan seterusnya. Ingat setiap cabang diberi satu nomor,
tidak peduli cabangnya sama atau beda.
contoh :



|


H- 1C - 2C - 3C - 4C - H 2,3-dimetilbutana




| |
H

a. Rantai terpanjangnya 4, jadi dinamakan butana
b. Cabangnya adalah metil dan ada dua
c. Letak cabangnya pada atom C nomor 2 dan nomor 3.
Jika cabang-cabang itu berbeda, maka urutan menyebutnya adalah
menurut urutan abjad huruf pertamanya, cabang etil disebut dulu dari cabang
metil.(tampilkan contoh senyawa
hidrokarbon beserta penamaannya seperti pada gambar di atas)
E. Cara merangkai
Bagaimana
kita dapat memperoleh molekul alkana yang lebih panjang dari molekul yang lebih
pendek? Gantilah salah satu atom H dari metana dengan gugus -CH3
maka akan kita peroleh molekul etana. Demikian juga jika kita mengganti salah
satu atom H dari etana dengan gugus -CH3 akan kita peroleh propana
yang rantai karbonnya lebih panjang satu lagi.
CH3-H
diganti dengan -CH3 diperoleh CH3-CH3
CH3-CH2-H diganti dengan -CH3 diperoleh CH3-CH2-CH3
CH3-CH2-H diganti dengan -CH3 diperoleh CH3-CH2-CH3
Anda
boleh memilih salah satu atom H yang mana saja untuk diganti dengan gugus -CH3
dan anda akan memperoleh hasil penggantian yang sama. Kita mengatakan bahwa
setiap atom H terikat secara ekuivalen dengan atom karbon. Tetapi bila sekarang
anda akan mengganti salah satu atom H dari propana dengan gugus -CH3
anda akan memperoleh lebih dari satu macam hasil, perhatikanlah:
CH3-CH2-CH2-H diganti dengan -CH3 diperoleh CH3-CH2-CH2-CH3 n-butana




CH3-CH-CH3 diganti dengan -CH3 diperoleh CH3-CH-CH3

Jelas terlihat bahwa kedua hasil
penggantian di atas berbeda, kita mengatakan atom H tidak lagi terikat secara
ekuivalen. Atom C yang terikat dengan satu atom C dan 3 atom H disebut atom C
primer, sedang atom C yang terikat dengan dua atom C den dua atom H disebut
atom C sekunder. Kedua hasil penggantian itu mempunyai rumus struktur yang
berbeda tetapi rumus molekulnya sama, peristiwa ini disebut isomer. (tampilkan model cara merangkai seperti pada
uraian di atas).
F. Contoh senyawa yang
mengandung hidrokarbon
Secara umum,
komposisi minyak bumi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Komposisi Elemental Minyak Bumi
Komposisi
|
Persen
|
Karbon
(C)
|
84
– 87
|
Hidrogen
(H)
|
11
– 14
|
Sulfur
(S)
|
0 –
3
|
Nitrogen
(N)
|
0 –
1
|
Oksigen
(O)
|
0 –
2
|
Berdasarkan
kandungan senyawanya, minyak bumi dapat dibagi menjadi golongan hidrokarbon dan
non-hidrokarbon serta senyawa-senyawa logam.
1.
Hidrokarbon
Golongan
hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin, olefin, naften, dan aromat.
1.1.
Parafin
adalah kelompok senyawa hidrokarbon
jenuh berantai lurus (alkana), CnH2n+2. Contohnya adalah metana (CH4),
etana (C2H6),
n-butana (C4H10),
isobutana (2-metil propana, C4H10), isopentana (2-metilbutana, C5H12), dan
isooktana (2,2,4-trimetil pentana, C8H18).
1.2.
Olefin
Olefin
adalah kelompok senyawa hidrokarbon tidak jenuh, CnH2n.
Contohnya etilena (C2H4), propena (C3H6), dan
butena (C4H8).
1.3.
Naftena
Naftena adalah senyawa hidrokarbon
jenuh yang membentuk struktur cincin dengan rumus molekul CnH2n.
Contohnya adalah siklopentana (C5H10), metilsiklopentana (C6H12) dan
sikloheksana (C6H12).
1.4.
Aromatik
Aromatik adalah
hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang berintikan atom-atom karbon yang
membentuk cincin benzen (C6H6). Contohnya benzen (C6H6),
metilbenzen (C7H8), dan naftalena (C10H8).
2. Non
Hidrokarbon
Selain senyawa-senyawa yang tersusun
dari atom-atom karbon dan hidrogen, di dalam minyak bumi ditemukan juga senyawa
non hidrokarbon seperti belerang, nitrogen, oksigen, vanadium, nikel dan
natrium yang terikat pada rantai atau cincin hidrokarbon.
2.1.
Belerang
Belerang terdapat dalam bentuk
hidrogen sulfida (H2S), belerang bebas (S), merkaptan (R-SH, dengan R=gugus
alkil), sulfida (R-S-R’), disulfida (R-S-S-R’) dan tiofen (sulfida siklik).
2.2.
Nitrogen
Senyawa-senyawa nitrogen dibagi
menjadi zat-zat yang bersifat basa seperti 3-metilpiridin (C6H7N) dan
kuinolin (C9H7N)
serta zat-zat yang tidak bersifat basa seperti pirol (C4H5N),
indol (C8H7N) dan
karbazol (C12H9N).
2.3.
Oksigen
Oksigen biasanya terikat dalam gugus
karboksilat dalam asam-asam naftenat (2,2,6-trimetilsikloheksankarboksilat, C10H18O2) dan
asam-asam lemak (alkanoat), gugus hidroksi fenolik dan gugus keton.
3. Senyawa logam
Minyak bumi biasanya mengandung
0,001-0,05% berat logam. Kandungan logam yang biasanya paling tinggi adalah
vanadium, nikel dan natrium.
G. Produk-produk Utama yang Bisa Diperoleh
1. Gas-gas hidrokarbon ringan
Komponen-komponennya adalah
senyawa-senyawa parafinik dengan titik didih normal < 30 oC dan
pada tekanan atmosfer berwujud gas, yaitu metana (CH4),
etana (C2H6),
propana (C3H8),
isobutana (i-C4H10) dan n-butana (n-C4H10).
Gas-gas tersebut lazim disebut sebagai gas kilang.
2. Bensin
(gasolin)
Mulanya bensin adalah produk utama
dalam industri minyak bumi yang merupakan campuran kompleks dari ratusan
hidrokarbon dan memiliki rentang pendidihan antara 30-200 oC.
3. Kerosin,
bahan bakar pesawat jet, dan minyak diesel
Ketiga kelompok ini memiliki rentang
pendidihan yang mirip. Kerosin disebut juga dengan minyak tanah dan digunakan
sebagai bahan bakar rumah tangga. Rentang pendidihannya antara 175-275 oC.
4. Minyak
bakar
Minyak bakar terbagi atas lima jenis,
yaitu minyak bakar no. 1, no. 2, no. 4, no. 5 dan no. 6. Minyak bakar no. 1
sangat mirip kerosin tetapi memiliki titik tuang dan titik akhir rentang
pendidihan yang lebih tinggi. Minyak bakar no. 2 (IDO=Industrial Diesel Oil)
sangat mirip dengan minyak diesel otomotif. Minyak bakar no. 1 dan no. 2 serta
kerosin, bahan bakar pesawat jet dan minyak diesel biasa disebut sebagai BBM
distilat (distillate fuels). Minyak bakar no. 4, no. 5 dan no. 6 disebut BBM
residu karena berasal dari sisa distilasi minyak bumi mentah pada tekanan
atmosferik.
5.
Produk-produk lain
Produk-produk
lainnya seperti minyak pelumas, petroleum waxes (lilin), petroleum greases
(gemuk), aspal dan kokas.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling
sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya
tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak
kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam,
plastik dan lain-lain.
Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa
hidrokarbon. Untuk mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu
banyak, para ahli mengolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon
dalam molekulnya.
Hidrokarbon pada kehidupan sehari-hari sangatlah penting dan
memiliki kegunaan yang tidak dapat digantkan oleh senyawa lain dalam penggunaan
sehari-hari dalam bidang sandang, pangan serta papan. Dalam penggunaannya pun
memiliki peran tersendiri dalam kegunaannya sehari-hari.
B.
SARAN
Dari pembelajaran materi ini, diharapkan kita bisa
mengerti tentang reaksi senyawa hidrokarbon. Jadi, belajar itu tidak hanya dari
satu buku tetapi dari buku lain kita juga bisa, karena buku adalah ilmu
pengetahuan untuk kita. Keraguan bukanlah lawan keyakinan, keraguan adalah
sebuah elemen dari kegagalan. Dan kita tidak harus takut pada kegagalan. tetapi
pada keberhasilan melakukan sesuatu yang tidak berarti.
DAFTAR PUSTAKA
Anshory,
Irvan. 2003. Kimia SMU untuk kelas 3. Erlangga. Jakarta
Ciptadi.
1999. Penuntun Praktikum Kimia
Organik. Palangkaraya: UNPAR
Fessenden & Fessenden. 1999. Kimia Organik
Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta
Hart, Harold. 1999. Kimia Organik Suatu Kuliah
Singkat. Erlangga. Jakarta
0 comments:
Post a Comment