Pahlawan Six

PAHLAWAN SIX

Om Basuki tak ada matinya aku mengagumi sosok pahlawan untukku. Six rindu akan canda tawa Om dan keseriusan mengobati pasien. Beliau adalah dokter yang mengabdi di desaku selama 2 tahun. Saat itu aku duduk di kelas 5 SD. Ingin rasanya bertemu dengannya bercanda gurau dengan sahabat kembarku. Walau hujan menghadang lumpur di perjalanan, Om Basuki tetap pergi berkunjung untuk mengobati pasiennya. Saat itu kami selesai sholat Isya di mesjid dan Om Basuki nampak bergegas pulang dan memasukkan alat-alat medisnya kedalam box motor dinasnya. Teman kembar Ku Rahman, Rohim ingin ikut dan Aku juga. Motor kambam 4 bukan masalah dikarenakan badan kami yang kecil-kecil. Saat di tengah jalan lobang air hujan menjerat motor Om Basuki dan terpaksa harus mendorongnya, aku berpikir bahwa kami hanya akan mengganggu pekerjaannya.
Terlihat sebuah rumah kecil seperti gubuk di antar rumah-rumah  penduduk, motor pun dihentikan Om. Kami tidak diperbolehkan masuk.
Om saat itu aku diberi tugas Bahasa Indonesia menulis cerpen untuk seleksi lomba menulis sekecamatan, Terimakasi karena mau membantuku, aku terpilih untuk mewakili sekolah, sat itu aku ikut 2 lomba cerdas cermat matematika dan Bahasa Indonesia, tanpa sadar aku jadi penulis saat itu, aku ingin menulis, tetapi terbesit di benakku untuk menjadi dokter seperti Mu hingga aku mengejarnya sampai sekarang. Tetapi otak aku tidak sanggup atau aku yang kurang pintar dan rajin. Di SMK Kesehatan swasta di salah satu kota besar ini aku juara di kelas, tetapi aku tidak sanggup  masuk PTN dengan jalur biasa apalagi Beasiswa. 
Semua yang aku bayangkan akan sepertimu seperti terbakar berlagak di telan bumi, dan tanpa kusadari hal yang aku senangi adalah menulis. Semua yang aku bayangkan hanya karena aku belum mendapatkan jati diriku Om. Ketika aku ingin berdiskusi dengan Mu bagaimana aku sekarang, apa yang harus aku lakukan. Aku hanya anak Desa yang mengagumi sosok seperti Om.
Pesan ibu Ku jadilah seperti apa yang kamu bayangkan, tetapi yang aku bayangkan  Tidak sesuai  dengan kenyataan yang aku alami.

Jangan lupa Coment ya, demi masa depanKu jadi seorang penulis.
Terimakasi sudah berkenan membaca tulisan aku.
Baca juga yg lain ya...

0 comments:

Post a Comment